SINARMERDEKA.ID - Stabilitas politik nasional sangat penting untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara RI yang majemuk ini.
Stabilitas nasional itu juga merupakan syarat utama untuk melakukan pembangunan ekonomi, menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk kepentingan rakyat
Stabilitas politik itu hanya akan tercipta jika dua kekuatan politik nasional bersatu dan bekerjasama dengan erat, yakni Golongan Nasionalis dan Golongan Islam.
Tidak mungkin hanya yang satu berkuasa, yang lain dipinggirkan. Sampai kapanpun, dua golongan ini tetap ada.
Baca Juga: 52 Organ Pendukung Ganjar Pranowo Bergerak, Sampaikan 6 Poin Tanggapi Prilaku Noel dan GP Mania
Kita terima saja keberadaan dua golongan itu apa adanya sambil tetap menghormati dan menghargai keragaman etnik, adat dan budaya serta agama-agama yang hidup dan berkembang di tanah air kita ini. Siapapun yang jadi pemimpin harus menyadari hal yang spesifik Indonesia ini
Indonesia bukan Eropa atau Amerika. Bukan Cina bukan pula Arab. Untuk itu lanjut dia, jangan impor mentah-mentah apa yang ada di negara-lain.
Karena Indonesia ini, peta kekuatan politiknya, kemajemukan etnik, budaya dan agama serta geografi yang kompleks tidak ada di negara manapun di dunia ini.
Karena itu pemimpin masa depan Indonesia haruslah pemimpin yang faham betul kekhususan Indonesia beserta kompleksitas yang ada dalamnya.
Baca Juga: Erick Thohir Pantas Jadi Cawapres 2024 dari Koalisi Indonesia Bersatu
Menangani kompleksitas itu dan mengubahnya menjadi sebuah potensi untuk maju adalah seni, kemampuan memahami dan kerja keras tanpa henti.
Jangan coba-coba memaksakan suatu kehendak untuk mengubah keadaan itu, baik dengan aturan, kebijakan, apalagi gunakan kekuatan aparatur tanpa pemahaman, karena berisiko timbulnya perlawanan, konflik dan kekerasan dengan taruhan sangat mahal mengatasi dan memulihkannya.
Resep utama mengatasi kekhususan Indonesia adalah membangun kesadaran dan rasa percaya diri rakyat kita sendiri. Jangan mudah terpukau pada kemajuan bangsa lain dan kemudian merasa rendah diri dan tak percaya diri. Apa saja yang ada pada bangsa ini semua dipandang jelek.
Rasa percaya diri itu hanya bisa dibangun oleh pemimpin yang cerdas dan berwibawa yang segala omongannya itu didengarkan rakyat.
Artikel Terkait
Muzani: Permintaan Muhaimin Sudah Didengar Prabowo, Cak Imin Ngarep Jadi Cawapres?
Menanti Keputusan Megawati soal Sosok Capres 2024, Jokowi: Tidak Usah Grusa-grusu!
Soal Tudingan Utang Rp 50 miliar oleh Anies, Ini Tanggapan keras NasDem
PDIP Siap Koalisi dengan Partai Lain Jelang Pemilu 2024, Calon presiden Urusan Megawati
Survei LSI Denny JA: PDIP Masih Kokok, PPP dan PAN Msuk Kategori Partai Kecil