SINARMERDEKA.ID – Malaysia mengeluarkan imbauan tegas terkait pergerakan mobil di negaranya.
Negara ini disebut sedang berusaha memfokuskan industri otomotifnya untuk mengembangkan kendaraan listrik (EV).
Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) menetapkan aturan tersebut. Mobil dengan mesin pembakaran yang lebih baru (combustion engine/ICE) tidak lagi menerima subsidi negara.
Pemerintah Malaysia sedang mengurangi jumlah mobil ICE, yang juga dikenal dengan mesin konvensional. Hal ini bertujuan untuk mendorong pergerakan mobil listrik secara tepat sasaran.
Demikian disampaikan Ketua MAA Datuk Aishah Ahmad. Menurutnya, industri mobil Malaysia tidak lagi ingin menjual mobil bermesin konvensional di masa mendatang.
“Setahu saya, kami (MAA) tidak lagi berharap pada mobil ICE karena saat ini pemerintah sedang fokus pada mobil listrik. Kami sudah memiliki working group yang bertemu setiap bulan untuk membahas pengembangan mobil listrik,” kata Ahmad.
Baca Juga: Gadaikan Motor Demi Urai Kemacetan 16 Jam, Babinsa Azmiadi Langsung Dipanggil KSAD Dudung
"Dan semua pemerintah, lembaga, dan kementerian hadir untuk membahas kebutuhan yang ditingkatkan untuk memastikan penjualan mobil listrik di Malaysia," ujarnya seperti dilansir Sinarmerdeka.id pada Rabu, 25 Januari 2023.
Ahmad menjelaskan salah satu alasan mengapa kebijakan ini diperkenalkan. Salah satunya adalah mencapai target emisi nol Malaysia pada tahun 2050.
“Fokusnya adalah memastikan lingkungan hijau pada tahun 2050. Fokus utamanya adalah kendaraan listrik (EV), kata Ahmad.
Baca Juga: Tak Perlu Mengikuti Tren, Para Ahli Menyarankan agar Skin Care Fokus pada Perbaikan Skin Barrier
Alih-alih subsidi mobil tradisional, pemerintah Malaysia awalnya akan menawarkan insentif untuk mobil hybrid. Sebab di Malaysia, hybrid merupakan pijakan awal sebelum pemerintah benar-benar beralih ke mobil listrik.
Mobil hybrid dinilai lebih terbukti di pasaran, jumlahnya semakin banyak dan harganya juga lebih murah dibandingkan mobil listrik murni.
“Hibrida, kami juga mendorong pemerintah untuk melanjutkan dan meningkatkan insentif untuk hibrida.
Baca Juga: Tak Perlu Mengikuti Tren, Para Ahli Menyarankan agar Skin Care Fokus pada Perbaikan Skin Barrier
Karena masyarakat akan membeli hibrida terlebih dahulu sebelum beralih ke mobil listrik,” ujar Ahmad. “Pemerintah belum benar-benar mengurangi (insentif) hibrida. Tapi insentif itu (untuk hibrida) tidak akan bertahan selamanya," katanya.
Hanya tidak menjelaskan masalah insentif mobil hybrid yang tidak akan bertahan selamanya. Pemerintah juga berencana memangkas insentif untuk mobil listrik bersih.
"Bahkan untuk mobil listrik, mereka (pemerintah) mengurangi insentifnya jika lebih banyak berkendara," ujarnya lagi. ***
Artikel Terkait
Resep dan Cara Mudah Membuat Churros Coklat Dengan Saus Karamel yang Super Enak, Cocok Disantap Bersama Teh
UPDATE Peringkat Top 10 BWF 5 Sektor Saat Indonesia Masters 2023 Berlangsung, Ginting No2 - Fajar/Rian Kokoh
Gadaikan Motor Demi Urai Kemacetan 16 Jam, Babinsa Azmiadi Langsung Dipanggil KSAD Dudung