• Selasa, 26 September 2023

Mahfud MD Ingatkan Tokoh Agama dan Keluarga Pesantren Hindari Politik Praktis di Masjid Jelang Pemilu 2024

- Jumat, 24 Februari 2023 | 16:37 WIB
  Mahfud MD tegaskan anak pejabat Pajak yang aniaya Anggota GP Ansor  wajib di proses Hukum. (Foto Instagram/@mahfudmd)
Mahfud MD tegaskan anak pejabat Pajak yang aniaya Anggota GP Ansor  wajib di proses Hukum. (Foto Instagram/@mahfudmd)

SINARMERDEKA.ID - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengingatkan kepada para tokoh agama dan pimpinan serta keluarga besar pesantren untuk menghindari politik praktis di masjid dalam Pemilu 2024.

Hal tersebut ia sampaikan saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar di Medan, Sumatera, Utara, Kamis (23/2/2023).

"Hindari politik praktis di masjid-masjid agar tidak menimbulkan konflik internal," kata Mahfud, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat 24 Februari 2023.

Baca Juga: PKS Minta MK Abaikan Keterangan PDIP soal Sistem Proporsinal Tertutup di Pileg 2024

Mahfud juga menegaskan, bahwa setiap masyarakat berhak menentukan pilihan politiknya, sesuai dengan kesadaran politik masing-masing tanpa perlu diarahkan melalui pertemuan-pertemuan di masjid.

"Siapa pun yang akan dipilih silahkan tapi jangan dipertentangkan di masjid agar kita tidak terjebak pada pertengkaran-pertengkaran," ujarnya.

Selain itu, Mahfud juga meminta tokoh-tokoh agama dan pimpinan pesantren untuk berperan mengamankan penyelenggaraan Pemilu 2024 dari berbagai konflik yang berpotensi muncul di tengah masyarakat.

Baca Juga: PKS Respon 'Celotehan' Hasto soal Enggan Gabung ke Koalisi Pengusung Anies, Aboe Bakar: PDIP Sahabat Kok!

"Tahun depan mau pemilu, tolong masyarakat didinginkan, disadarkan semua santri dan umat agar menggunakan hak politiknya secara benar. Negara ini harus dijaga dan cara menjaganya adalah pemilu sebagai sebuah sarana menyampaikan aspirasi politik mesti dijaga dengan baik," tuturnya.

Mahfud menjelaskan, terdapat dua jenis politik, yakni politik inspiratif dan politik praktis.

"Saya kalau ketemu tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah itu sering saya sampaikan, politik itu ada dua. Pertama, inspiratif berupa gagasan-gagasan kepemimpinan dan pengorganisasian negara dengan baik," jelasnya.

"Sementara politik praktis berarti mengarahkan seseorang untuk memilih figur tertentu sebagai pemimpin," pungkasnya. ***

Editor: Edho Tama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

PSI Bersama Rakyat Lebih Nyaman Pilih Prabowo?

Minggu, 6 Agustus 2023 | 00:52 WIB
X